Berkah dari Sifat Jujur

Berkah dari Sifat Jujur – Setiap muslim diperintahkan untuk berlaku amanah dan memiliki akhlak yang baik serta sifat yang terpuji. Barang siapa yang melakukan sifat-sifat tersebut, niscaya ia diberi balasan yang baik, di dunia maupun di akhirat. QS. Ar-Rahman: 60.

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Barang siapa meninggalkan khianat dan menipu karena Allah dengan segenap kejujuran dan keikhlasan, niscaya Allah mengganti hal tersebut dengan kebaikan yang banyak.

Abu Hurairah ra. meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda: “Ada seorang laki-laki yang membeli tanah perkebunan dari orang lain. Tiba-tiba orang yang membeli tanah perkebunan tersebut menemukan sebuah guci yang di dalamnya terdapat emas. Maka ia berkata kepada penjualnya, ‘Ambillah emasmu dariku, sebab aku hanya membeli tanah perkebunan, tidak membeli emas!’ Orang yang memiliki tanah itu pun menjawab, ‘Aku menjual tanah itu berikut apa yang ada di dalamnya’. Lalu keduanya meminta keputusan hukum kepada orang lain. Orang itu bekata, ‘Apakah kalian berdua memiliki anak? Salah seorang dari mereka berkata, ‘Aku memiliki seorang anak laki-laki’. Yang lain berkata, ‘Aku memiliki seorang putri’. Orang itu lalu berkata, ‘Nikahkanlah anak laki-laki(mu) dengan putri(nya) dan nafkahkanlah kepada keduanya dari emas itu dan bersedekahlah kalian dari padanya!’.” (HR. Al-Bukhari dalam Akhbar Bani Israil, dan Muslim).

Sahabat muslim dan muslimah, masya Allah banget ya kisahnya, berkat kejujuran sang pembeli tanah dan kebaikan hati sang pemilik tanah, akhirnya emas yang awalnya belum jelas siapa pemiliknya, menjadi milik bersama melalui perantara pernikahan putra dan putri mereka.

Berkah dari Sifat Jujur

Beda banget dengan kehidupan saat ini dimana kejujuran sangat mahal, tipu daya dimana-mana, yang benar dianggap salah, yang salah dianggap benar, kehidupan serba terbalik, kebaikan dipandang sebelah mata, kebenaran terasa aneh, dan kejujuran makin langka. Na’udzubillah. Semoga kita dan anak cucu termasuk hamba yang memegang teguh kejujuran, dan dijauhkan dari kebiasaan berduata.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).”

 

Ditengah porak porandanya benteng kejujuran, ayo kita kampanyekan sifat mulia ini mulai dari diri sendiri, jujur dalam perkataan, jujur dalam perbuatan dan jujur dalam semua aspek.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi secara marfu’ dari hadits al-Hasan bin Ali Radhiyallahu anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda :

…إِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِيْنَة، وَالْكَذِبَ رِيْبَة…

“… Kejujuran itu ketentraman, dan dusta itu keragu-raguan …” [HR. At-Tirmidzi, no. 2518][2]

 

Maka sungguh benar kata khalifah Ali bin Abi Thalib  bahwa orang yang jujur akan mendapatkan tiga perkara yaitu : kepercayaan, cinta dan rasa hormat.!

Leave a Comment