Fair Parenting, Mendidik Anak Sebagai Manusia Setara Baik fungsi Ataupun Haknya

Fair Parenting, Mendidik Anak Sebagai Manusia Setara Baik fungsi Ataupun Haknya – Jujur saja, terkadang bahkan menjadi kebiasaan saat anak melakukan hal (baca: kesalahan) sepeleh, kita lantas sontak marah tanpa pertimbangan yang matang sebelumnya, apakah marah kita akan berdampak positif atau malah berdampak negatif, jangan sampai perlakuan kita yang berlebihan justru membunuh karakter anak. Duh, jangan sampai Bunda, kok Bunda? Hehe maaf bukan unsur menyinggung, tapi karena yang paling sering berinteraksi dengan anak adalah ibu, right? Semoga menjadi bahan intropeksi diri 😀

Seusai makan malam, seorang ibu bersama anak gadisnya ke dapur untuk mencucui piring dan gelas yang kotor.

Sedangkan sang ayah dan putra bungsunya menonton televise di ruang keluarga.
Tak lama berselang, terdengar bunyi keras suara piring pecah. Setelah itu suasana kembali senyap.

Mendengar kejadian itu sang anak lelaki berujar,

“Pasti Mama yang tadi memecahkan piring.”
Terdengar yakin sekali.

Sang ayah memandang bingung. Jarak antara ruang keluarga dan dapur cukup jauh. Jadi, mustahil putranya bisa melihat siapa yang menjatuhkan.

“Bagaimana kamu tahu?” kata si Ayah.

Sang anak tersenyum penuh kemenangan.
“Karena tak terdengar suara Mama memarahi kakak. Kalau kakak yang menjatuhkan, pasti Mama kasih macam-macam nasihat dan peringatan.”

Ayah pun mengangguk setuju.

FAIR PARENTING

Karena dalam posisi superior, kadang orang tua bertindak tidak fair terhadap anak-anak. Mereka menuntut dan mewajibkan anak melakukan atau mengerjakan sesuatu yang mereka sendiri tidak lakukan atau kerjakan.
Orang tua bisa marah ketika anank terlambat memenuhi kewajibannya, tapi anak tidak boleh marah jika orang tua terlambat atau melakukan kesalahan sejenis.

Orang tua bisa dengan mudah melanggar janji, padahal kalau anak melanggar janji bisa dihukum atau dimarahi.
Sikap tidak adil dalam parenting sangat membahayakan perkembangan anak.
Ketika anak mempunyai kuasa maka mereka bisa semena-mena dengan kekuasaannya, karena itulah yang ia pelajari di rumah.

Idealnya, orang tua harus menerapkan fair parenting, yaitu memperlakukan anak sebagai manusia yang setara sesuai fungsinya dengan hak dan kewajiban masing-masing.
Karena setara, anak boleh berpendapat, boleh protes, dan di sisi lain jika orang tua bersalah juga wajib meminta maaf.

Kesataraan dalam perlakuan akan membuat anak merasa eksis, tidak dizalimi, dan merasa berharga sebagai manusia.

Alamsyah Isa, HUMORTIVASI Mengubah Dunia Melalui Tawa
Pict/renunganislam.com

Leave a Comment